NESTAPA SEMESTA
Karya Nur Riska A.S
Dulu, dayungan angin selalu menyapaku
Sang Mentari selalu menampakkan dirinya di balik awan
Embun pagi yang menetes, memberiku seteguk semangat
Dedaunan yang basah terus menyambutku dengan senyuman
Tapi kini,
langit seakan berkhianat
Mengubah
biru cerah menjadi warna kelabu
Membuat
tanah yang retak merindu pada bening air
Mengubah
hijau daun menjadi batang yang rata akan tanah
Perlahan kurasakan sesuatu yang mulai lepas dan hilang
Hutan yang kehilangan satu persatu rantingnya
Ranting yang mulai menjatuhkan hijau daunnya
Dedaunan yang perlahan mulai melepas dahannnya
Kini,
kicauan merdu burung-burung dipagi hari tak terdengar lagi
Rumpt-rumput
liar yang bergoyang seakan mati
Kupu-kupu
yang elok tak terlihat lagi
Bunga yang
indahpun kini warnanya telah memudar
Seakan tak kuasa menahan nestapa semesta
Tangisan langit menjadi gumpalan air yang menyakitkan
Kemarahan gunung yang memompa abu bersama batu panasnya
Itulah kesedihan langit dan bumi yang telah disaksikan
milyaran mata manusia
Namun, tak
kunjung perduli pula hati nurani
Seakan yang
terjadi hanyalah angin lalu semata
Membiarkan
sungai tetap terlihat suram
Membiarkan
hutan tetap terlihat hampa
Dimana mentari pagi yang hangat itu?
Dimana hijau daun yang selalu melambai?
Tak rindukah kau pada sejuknya pagi?
Atau pada merdunya lagu burung di pagi hari?
Apa
salahnya membuat tangan kotor karena tanah
Untuk
menemukan indahnya hijau daun
Apa
salahnya membuat kaki lelah berjalan
\ untuk
menemukan sungai nan bening
Hanya hati nurani yang mampu mengubahnya
Mengapa tak bisa
untuk dilakukan bersama-sama
Bangunlah, bangkitlah dari keburukan hidup
Ciptakan hidup yang penuh warna alam
Hentikan luka duka nestapa alam semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar